Danau Lau Kawar adalah salah satu danau yang ada di kawasan ekosistem
Leuser (KEL). Danau Lau Kawar yang berair kebiruan ini terletak di kaki
Gunung Sinabung. Untuk menuju Danau Lau Kawar, dari Kota Medan menuju
arah Brastagi. Dari tugu perjuangan di Kota Berastagi, kita berbelok
kearah kanan menuju Kecamatan Simpang Empat. Menempuh jarak sekitar 30
Km dari Kota Berastagi dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, melewati jalan
Kabanjahe – Kuta Rakyat. maka kita akan sampai di Danau Lau Kawar,
Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bila dari Kota
Medan, Lau Kawar terletak sekitar 69 Km dengan jarak tempuh sekitar 3
jam. Saat ini, jalan menuju Danau Lau Kawar sudah sangat mulus
dibandingkan beberapa tahun lalau.
Danau seluas 200 Ha ini bila di bandingkan dengan Danau Toba, memang
hanya 1/6 Danau Toba, namun pesonanya tidak kalah dengan Danau Toba.
Menuju ke Danau Lau Kawar, bisa terdapat berbagai alternative angkutan
umum dari Kota Medan, antara lain dengan Karsima, Sinabung atau Sutra.
Dengan membayar Rp.6.000,-, kita akan di antar ke Danau Lau Kawar.
Pemandangan pedesaan yang sangat khas akan kita temukan dari Brastagi ke
Danau Lau Kawar, disamping kiri kanan, kita akan melihat tanaman sayur
milik masyarakat, diselingi oleh kebun jeruk. Sepanjang jalan kita akan
banyak berpapasan dengan kendaraan pedesaan berupa gerobak kayu yang di
hela oleh seekor sapi. Angkutan ini biasanya membawa rumput, daun
jagung, atau hasil palawija penduduk.
Terletak persis dikaki Gunung Sinabung, Gunung yang tertidur ratusan
tahun dan bertype A sejak kembali meletus tahun 2010. Lau Kawar adalah
pintu masuk menuju Gunung Sinabung. Karenanya lokasinya sangat eksotis.
Memasuki pintu gerbang Lau Kawar, di sisi kanan danau terletak Deleng
Lancuk atau Bukit Lancuk yang biasa menjadi tempat tracking, cukup
banyak anggrek hutan yang bisa ditemukan di Deleng Lancuk. Sayang pacet
juga cukup banyak, sehingga harus hati-hati apabila berminat melakukan
tracking di Deleng Lancuk.
Sedangkan disisi kiri Danau Lau Kawar, terletak camping ground seluas
3 Ha, di sinilah para pendaki gunung mendirikan tendanya sebelum
mendaki Gunung Sinabung. Pada setiap hari sabtu dan minggu, camping
ground ini penuh sesak oleh tenda-tenda para pecinta alam, setidaknya
200-400 tenda berdiri di camping ground ini setiap minggunya, apalagi
apabila libur semester, jumlahnya bisa meningkat. Apalagi kontribusi
yang relative murah, yaitu sekitar Rp.2.500,- per tenda. Sayang hanya
ada 1 kamar yang disewakan penduduk disini seharga Rp.25.000,- / malam.
Maka alternative menginap di Lau Kawar adalah dengan tenda di Camping
Ground.
Setiap hari, masyarakat memancing ikan dengan sampan-sampan kecil di
Danau ini. Umumnya, mereka kembali saat matahari turun di senja hari.
Pemandangan nelayan yang kembali saat senja ini menjadi eksotisme
tersendiri yang bisa dinikmati pengunjung Danau Lau Kawar. Untuk
menikmati eksotisme Danau Lau Kawar, ada juga hiburan berupa menyusuri
Danau dengan satu dua rakit yang ada disitu.
Saat ini, dari observasi yang dilakukan, di tepi Danau Lau Kawar
telah dipasangi batu bronjong untuk penahan erosi, diatasnya telah
dibuat besi pembatas agar pegunjung tidak tercebur ke Danau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar